Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al I’anah, Playen, Gunungkidul, memiliki kebiasaan melakukan study tour
sebelum liburan panjang akhir tahun. Biasanya mereka diajak mengunjungi
home industri, peternakan, atau wirausaha lain yang dinilai bisa
memberikan inspirasi dan motivasi kepada para pelajar. Menjelang liburan
panjang akhir tahun ini, pelajar kelas VIII beserta sejumlah guru dan
kepala sekolah MTs Al I’anah memilih berkunjung ke kandang penangkaran
burung murai dan lovebird milik Wartana di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari.
Terpilihnya Wartana Bird Farm sebagai jujugan
para pelajar tidak lepas dari peran Pak Parno, guru sejarah di MTs
tersebut, yang juga mengurusi Bagian Kesiswaan. Pak Parno kebetulan
tinggal tidak jauh dari tempat tinggal Wartana, dan mengenal dengan baik
penangkar yang juga anggota Polres Gunungkidul itu.
“Siswa perlu tahu semua bentuk usaha, termasuk breeding burung yang menurut saya unik dan menarik, agar wawasan mereka bertambah luas,” ujar Parno.
Kamis pagi, tanggal 20 Desember lalu, sekitar 50 pelajar kelas VIII
didampingi Kepala Sekolah Supadi SAg MSi dan beberapa guru pun
ramai-ramai mengunjungi kediaman Wartana, yang di sampingnya berdiri
kandang-kandang penangkaran megah dikelilingi kolam.
Setelah mendapat pengarahan tentang gambaran umum penangkaran burung berkicau, dalam hal ini jenis murai batu dan lovebird,
para pelajar dipersilakan melihat langsung kandang burung. Sebelumnya,
sebagian besar peserta didik maupun guru tidak punya bayangan sama
sekali tentang breeding burung.
“Kalau bicara tentang ternak, khususnya di Kabupaten Gunungkidul,
bayangan anak-anak maupun kita selaku pendidik, tentunya mengarah kepada
ternak sapi, kambing, ayam, dan hewan ternak lainnya yang sudah dikenal
sehari-hari. Ternak burung benar-benar hal baru bagi kami, tetapi
anak-anak mengaku terkesan dan mendapatkan pengalaman yang benar-benar
baru,” tutur Supadi.
Fatima, salah seorang siswi MTs Al I’anah, mengaku sama sekali belum
pernah tahu ada ternak burung berkicau. “Yang saya tahu tentang burung,
ya hanya buat mainan saja, digantung di halaman rumah dan didengarkan
suaranya. Saya tak mengira bisa diternak, apalagi harganya juga mahal,
tidak kalah dari harga sapi atau kambing,” ujarnya.
Wartana Bird Farm memiliki 19 petak kandang murai batu,
yang sebagian besar sudah terisi indukan murai batu. Bahkan lima
kandang sudah berproduksi secara rutin dan stabil. Kandang ini
diresmikan Kapolres Gunungkidul AKBP Ikhsan Amin SIK, 13 Oktober lalu,
meski usaha penangkaran murai ini sudah dijalankan sejak lima tahun
lalu.
Wartana mengaku belum bisa mengisi seluruh kandangnya dengan segera,
karena memang tidak mudah untuk mendapatkan materi indukan yang bagus.
“Saya tidak mau kandang saya diisi asal-asalan. Untuk mendapat materi
bagus, saya dibantu teman-teman di Gunungkidul yang memang pelomba
burung. Jadi materinya benar-benar burung lapangan yang berprestasi.
Harapannya materi dari induknya juga bisa menurun kepada anak-anaknya,”
kata Wartana.
Mengenai kunjungan siswa-siswi MTs Al I’anah, Wartana mengaku senang
bisa berbagi ilmu dan berbagi pengalaman baru kepada mereka. Kunjungan
seperti ini sekaligus bisa meningkatkan kesadaran pelajar supaya lebih
mencintai lingkungan sekitar, termasuk burung-burung lokal yang di alam
bebas sudah mendekati kepunahan. (Waca-Jogja)



No comments:
Post a Comment